Ada beberapa macem
Bunga Edelweiss bisa ditemukan di beberapa lereng Gunung, meskipun masih
termasuk keluarga Edelweiss Jawa, masing masing memiliki keunikan warna yang
berbeda. Konon bila diberikan pada Kekasih sebelum benar-benar mekar, beberapa
hari kemudian bunga abadi ini akan mekar dan muncul warna yang berbeda setelah
kelopaknya mekar. Dari setiap warna,terkandung makna yang berbeda beda.
Jadi ini kisahku
saat pertama menemukan dan mengerti arti Bunga Keabadian ini.Dari pintu gerbang
Cemoro Kandang setelah mendaftar di Pos awal dibutuhklan waktu 8-10 jam untuk sampai di puncak, tidak terlalu sulit
untuk melewati jalur ini. 1 jam perjalanan melewati hutan cemara dan pinus akan
sampai di Pos I Taman Sari bawah, sejam kemudian sampailah di Pos II Taman Sari
atas, disini akan mulai terasa aroma cukup menyengat, itu adalah bau gas
belerang yang muncul dari kawah Gunung Lawu yagn dinamai Kawah Condro Dimuko
terletak di sisi kanan perjalanan naik. Dari Taman Sari atas arah perjalanan
naik, melewati Parang Gupito, menyisir pinggiran sisi Jurang Pangarip-arip yang
lumayan menegangkan, jangan berjalan disisi kiri arah naik, dimusim hujan
sedikit kehilangan konsentrasi bisa uups... tergelincir. Kelak-kelok kiri kanan
menempuh tanjakan lumayan tajam sekitar
sampai di Pos III Penggik, sedikit di atas Pos III terdapat sebuah
sendang yang dinamai Sendang Panguripan atau juga biasa dinamai sendang
"bathok" karena bentuknya menyerupai tempurung kelapa, banyak cerita
menarik tentang sendang ini dan hubungannya dengan Prabu Brawijaya terakhir,
burung Jalak Gunung penjelmaan dari Dipo Kusumo dan Dipo Menggolo, burung yang
bisa menjadi petunjuk arah ke Puncak Lawu, tapi kali ini aku ingin cerita
tentang Rahasia Cinta bunga Edelweiss Gunung Lawu.
Bunga yang sering dipakai untuk melambangkan
keabadian ini, mulai berbunga di bulan April - Agustus, cuaca hampir selalu
cerah di bulan-bulan itu, dan kebetulan sekali bertepatan dengan masa libur
panjang sekolah, para pendaki pemula
yang belum tahu banyak tentang etika pendaki gunung yang menganjurkan (yang
boleh di bawa pulang dari gunung hanyalah foto dan kenangan), hampir semua
pendaki pemula ingin mengambil bunga Edelweiss meskipun hanya setangkai meski
dengan resiko ketangkep pemeriksaan di pos penjagaan cemoro kandang, ada yang
coba menyembunyikan di tas, di kaos kaki, si dalam lipatan tenda, atau
dimanapun yang penting bisa membawa pulang barang setangkai untuk
dipersembahkan kepada kekasih tercinta. sebenernya apa rahasia yang tersimpan dibalik
keindahan bunga abadi itu, selain untuk menyatakan niatan cinta abadi untuk
sang kekasih hati...
ya.. memang harus
setangkai saja, karena setelah dibawa pulang bunga itu akan mekar dan terbuka
kelopaknya, lalu akan muncul warna yang
bisa berbeda antara bunga yang satu dgn
lainnya karena akan ada makna yang berbeda setelah kelopaknya terbuka,
dan masing-masing punya makna yang berbeda pula.Warna merah muda,kuning, dan
sedikit kebiruan dan putih
Setelah diberikan
untuk kekasih hati, beberapa hari kemudian kelopak bunga itu akan mulai
terbuka, lalu akan muncul beberapa warna yang berbeda untuk tiap tangkai bunga,
"Jika yang muncul adalah Warna Kuning... maka cinta yang diberikan
untukmu adalah sebatas perhatian saja, tanpa kedalaman hati, dan sebentar
kemudian akan luntur atau berpindah perhatian ke lain perempuan."
"Jika yang muncul adalah ungu kebiruan, maknanya cinta yang
diberikan kekasihmu hanya ketika kamu
terlihat cantik dan menarik, dan jika kamu tidak lagi cantik perhatiannya akan
berpindah ke lain perempuan yang lebih cantik"
Edelweiss merah muda jumlahnya sedikit dibanding kuning dan kebiruan,
"Jika muncul warna merah muda, akan mempunyai makna, kekasihku hanya akan
tertarik dengan penampilah fisikmu saja, perhatiannya tidak sampai ke
kepribadianmu, atau hanya suka dengan casingmu saja.Tambahnya lagi dia hanya
akan mendekat dan menemani jika kamu lagi senang"
Tapi.."Jika setelah diberikan kepada kekasihmu, bunga itu mekar dan
berwana putih. Berarti..Cinta yang diberikan kekasihmu beserta setangkai bunga
itu memang tulus dan abadi"
Sekarang,bunga keabadian perlambang cinta ini sudah susah untuk didapat
di sekitar pinggir jalan pendakian, karena tangan tangan egois yang sengaja
memetiknya dari Gunung Lawu untuk diberikan kepada pasangannya atau sekedar
disimpan di rumah.
Jadi itu sedikit
informasi yang aku dapat dari seniorku sepanjang perjalanan Cemoro
Kandang-Hargo Dalem 3.148 dpl - Hargo Dumilah 3.265 dpl, dengan anjuran
"jangan bawa pulang apapun dari gunung selain foto dan kenangan".
Semoga bermanfaat yaa^^Jangan lupa tinggalkan koment anda.Terimakasih.