Rabu, 21 Januari 2015





               Ada beberapa macem Bunga Edelweiss bisa ditemukan di beberapa lereng Gunung, meskipun masih termasuk keluarga Edelweiss Jawa, masing masing memiliki keunikan warna yang berbeda. Konon bila diberikan pada Kekasih sebelum benar-benar mekar, beberapa hari kemudian bunga abadi ini akan mekar dan muncul warna yang berbeda setelah kelopaknya mekar. Dari setiap warna,terkandung makna yang berbeda beda.
                Jadi ini kisahku saat pertama menemukan dan mengerti arti Bunga Keabadian ini.Dari pintu gerbang Cemoro Kandang setelah mendaftar di Pos awal dibutuhklan waktu 8-10 jam  untuk sampai di puncak, tidak terlalu sulit untuk melewati jalur ini. 1 jam perjalanan melewati hutan cemara dan pinus akan sampai di Pos I Taman Sari bawah, sejam kemudian sampailah di Pos II Taman Sari atas, disini akan mulai terasa aroma cukup menyengat, itu adalah bau gas belerang yang muncul dari kawah Gunung Lawu yagn dinamai Kawah Condro Dimuko terletak di sisi kanan perjalanan naik. Dari Taman Sari atas arah perjalanan naik, melewati Parang Gupito, menyisir pinggiran sisi Jurang Pangarip-arip yang lumayan menegangkan, jangan berjalan disisi kiri arah naik, dimusim hujan sedikit kehilangan konsentrasi bisa uups... tergelincir. Kelak-kelok kiri kanan menempuh tanjakan lumayan tajam sekitar  sampai di Pos III Penggik, sedikit di atas Pos III terdapat sebuah sendang yang dinamai Sendang Panguripan atau juga biasa dinamai sendang "bathok" karena bentuknya menyerupai tempurung kelapa, banyak cerita menarik tentang sendang ini dan hubungannya dengan Prabu Brawijaya terakhir, burung Jalak Gunung penjelmaan dari Dipo Kusumo dan Dipo Menggolo, burung yang bisa menjadi petunjuk arah ke Puncak Lawu, tapi kali ini aku ingin cerita tentang Rahasia Cinta bunga Edelweiss Gunung Lawu.
                Bunga yang sering dipakai untuk melambangkan keabadian ini, mulai berbunga di bulan April - Agustus, cuaca hampir selalu cerah di bulan-bulan itu, dan kebetulan sekali bertepatan dengan masa libur panjang  sekolah, para pendaki pemula yang belum tahu banyak tentang etika pendaki gunung yang menganjurkan (yang boleh di bawa pulang dari gunung hanyalah foto dan kenangan), hampir semua pendaki pemula ingin mengambil bunga Edelweiss meskipun hanya setangkai meski dengan resiko ketangkep pemeriksaan di pos penjagaan cemoro kandang, ada yang coba menyembunyikan di tas, di kaos kaki, si dalam lipatan tenda, atau dimanapun yang penting bisa membawa pulang barang setangkai untuk dipersembahkan kepada kekasih tercinta. sebenernya apa rahasia yang tersimpan dibalik keindahan bunga abadi itu, selain untuk menyatakan niatan cinta abadi untuk sang kekasih hati...
                ya.. memang harus setangkai saja, karena setelah dibawa pulang bunga itu akan mekar dan terbuka kelopaknya, lalu akan muncul warna  yang bisa berbeda antara bunga yang satu dgn  lainnya karena akan ada makna yang berbeda setelah kelopaknya terbuka, dan masing-masing punya makna yang berbeda pula.Warna merah muda,kuning, dan sedikit kebiruan dan putih
                Setelah diberikan untuk kekasih hati, beberapa hari kemudian kelopak bunga itu akan mulai terbuka, lalu akan muncul beberapa warna yang berbeda untuk tiap tangkai bunga,


"Jika yang muncul adalah Warna Kuning... maka cinta yang diberikan untukmu adalah sebatas perhatian saja, tanpa kedalaman hati, dan sebentar kemudian akan luntur atau berpindah perhatian ke lain perempuan."


                 





"Jika yang muncul adalah ungu kebiruan, maknanya cinta yang diberikan kekasihmu hanya  ketika kamu terlihat cantik dan menarik, dan jika kamu tidak lagi cantik perhatiannya akan berpindah ke lain perempuan yang lebih cantik"


               



Edelweiss merah muda jumlahnya sedikit dibanding kuning dan kebiruan, "Jika muncul warna merah muda, akan mempunyai makna, kekasihku hanya akan tertarik dengan penampilah fisikmu saja, perhatiannya tidak sampai ke kepribadianmu, atau hanya suka dengan casingmu saja.Tambahnya lagi dia hanya akan mendekat dan menemani jika kamu lagi senang"


               


Tapi.."Jika setelah diberikan kepada kekasihmu, bunga itu mekar dan berwana putih. Berarti..Cinta yang diberikan kekasihmu beserta setangkai bunga itu memang tulus dan abadi"







                Sekarang,bunga keabadian perlambang cinta ini sudah susah untuk didapat di sekitar pinggir jalan pendakian, karena tangan tangan egois yang sengaja memetiknya dari Gunung Lawu untuk diberikan kepada pasangannya atau sekedar disimpan di rumah.
                Jadi itu sedikit informasi yang aku dapat dari seniorku sepanjang perjalanan Cemoro Kandang-Hargo Dalem 3.148 dpl - Hargo Dumilah 3.265 dpl, dengan anjuran "jangan bawa pulang apapun dari gunung selain foto dan kenangan". Semoga bermanfaat yaa^^Jangan lupa tinggalkan koment anda.Terimakasih.